Selamat hari bipolar sedunia kawan-kawan!

Sebelum ikut memperingati, apakah kalian tau apa itu bipolar?

Gangguan bipolar adalah gangguan kronis yang dapat dilihat dari perubahan perasaan dan energi yang fluktuatif. Orang dengan gangguan bipolar dapat mengenai berbagai kendala kerusakan kognitif dan fungsional, memikirkan kematian, hingga bunuh diri. Itulah mengapa intervensi sangat diperlukan untuk gangguan bipolar.

Meskipun begitu, orang dengan gangguna bipolar bukan berarti mereka tidak bisa melakukan apa-apa, banyak orang terkenal dan berprestasi memiliki gangguan bipolar, salah satunya adakah pelukis yang terkenal dengan lukisan The Starry Night, siapa lagi kalau bukan Vincent van Gogh.

Dalam silsilah keluarga van Gogh tidak ada yang pernah mengidap gangguan mental seperti yang dialami sang pelukis. Semenjak kecil, van Gogh adalah anak dengan suasana hati yang mudah berubah, hanya mau mengikuti keinginannya sendiri, dan terkadang menyebalkan menurut orang di sekitarnya. Selain itu, Vincent van Gogh juga memiliki wajah yang asimetris (craniofacial assymetry). Sifat dan fisiknya ini diduga muncul karena ia pernah mengalami trauma kepala pada masa kecilnya.

Perubahan suasana hati yang tidak stabil ini bertambah parah semakin ia beranjak dewasa, mulai dari tidak bisa mempertahanakan pekerjaannya sebagai pelukis karena depresi, hingga terancam akan dimasukkan ke rumah sakit jiwa oleh ayahnya. Karena ketidakstabilannya, Vincent masih bergantung pada saudaranya, Theo, dalam hal finansial. Oleh karena itu, ia sering berkirim surat dengan Theo. Dalam surat-suratnya ini ia menceritakan berbagai hal, mulai dari penggunaan absentine dan cognag sebagai sarana koping dari emosinya yang tidak stabil, hingga bagaimana ia menggunakan seni untuk menumpahkan perasaannya.

Kondisi Vincent van Gogh bertambah parah seiring berjalannya waktu, perubahan suasana hati yang tidak dapat diprediksi dari euphoria ke depresi menjadi lebih sering terjadi. Ia sendiri tidak dapat memahami apa yang terjadi padanya, terkadang ia merasakan kecemasan yang parah tanpa alasan, terkadang ia merasa kosong dan terkadang ia merasa sangat melankolis.

Kejadian paling buruk adalah saat ia mengejar rekannya, Gauguin, dengan pisau tanpa alasan yang jelas, kemudian ia memotong telinganya sendiri untuk diberikan pada Rachel, pelacur favoritnya. Tindakannya ini membuat Vincent pingsan dan harus dibawa ke rumah sakit. Di rumah sakit keadaannya bertambah parah sampai ia harus diletakkan dalam ruang isolasi selama 3 hari. Anehnya, setelah keadaannya membaik, Vincent tidak mengingat apapun yang terjadi sebelumnya.

Saat itu, Vincent didiagnosa dengan epilepsi dan diberikan potasium bromide sebagai obat. Setelah diberikan obat, Vincent mengaku ia merasa lebih baik, halusinasinya berkurang namun depresinya tidak membaik, namun Vincent juga tau bahwa ia tidak akan bisa benar-benar lepas dari episodenya. Setelah itu ia masih mengalami beberapa kali episode berat hingga ia mengalami episodenya yang terlama dan terakhir yang berlangsung dari bulan februari hingga april 1890.

Setelah Theo berkeluarga, Vincent merasa hubungannya dengan saudaranya terancam. Ia menuliskan dalam suratnya bahwa jika ia tidak memiliki pertemanan dengan Theo, ia pasti sudah bunuh diri. Tiga hari kemudian, Vincent menembak dirinya sendiri di perut bagian atas di padang rumput di area luar Auvers. Ia meninggal 2 hari kemudian dengan Theo disisinya.

Perjalanan hidup Vincent van Gogh bukan yang termudah, namun meskipun melalui banyak rintangan, pelukis ini berhasil membuat lebih dari 300 karya yang fenomenal. Dari sini kita bisa memetik pelajaran bahwa halangan dan rintangan tidak bisa menghentikan kita dari berkarya. Itulah mengapa, 30 maret, hari lahir Vincent van Gogh, dijadikan hari bipolar sedunia.

Referensi

Blumer, D. (2002). The illness of Vincent van Gogh. American Journal of Psychiatry159(4), 519-526.

Grande, I., Berk, M., Birmaher, B., & Vieta, E. (2016). Bipolar disorder. The Lancet387(10027), 1561-1572.


himapsikologi

Himpunan Mahasiswa Psikologi Universitas Negeri Yogyakarta