Dilema Seorang Wanita Karir di Tengah Era Digital dalam Membangun Pola Kelekatan (attachment) dengan Anak

Akhir-akhir ini sedang ramai kasus yang menjadi perbincangan publik di media sosial, yaitu fenomena mom-shaming. Ibu-ibu muda yang memilih untuk bekerja dan mempercayakan pengasuhan anak mereka kepada pengasuh atau penitipan anak (daycare) sering mendapat kritik tajam. Kasus ini sangat relevan dengan banyak orang tua modern yang mencoba menyeimbangkan karier dengan keluarga.

Di era digital ini, banyak wanita karier yang harus kembali bekerja setelah cuti melahirkan, sehingga mereka memilih untuk menyerahkan pengasuhan anak mereka kepada pengasuh atau penitipan anak (daycare). Keputusan ini sering kali didasari oleh tuntutan ekonomi dan pengembangan karier, namun sekaligus menimbulkan kekhawatiran tentang dampaknya terhadap perkembangan kelekatan anak.

Seperti pohon kokoh berakar dalam dan kuat, ia mampu bertahan melewati berbagai musim dan cuaca. Dengan dahan-dahan yang melindungi serta akar yang menjangkau jauh ke dalam tanah, pohon tersebut mencerminkan hubungan yang sehat. Hubungan yang sehat membutuhkan fondasi kokoh, yang berakar dari pola kelekatan yang terbentuk sejak dini. Tantangan yang dihadapi para orang tua modern adalah bagaimana memastikan terbentuknya kelekatan yang aman di tengah keterbatasan waktu dan tuntutan kehidupan modern.

Menurut teori kelekatan (attachment) yang dikembangkan oleh John Bowlby pada tahun 1982, anak yang memiliki figur kelekatan yang responsif dapat mengembangkan rasa percaya diri dan rasa aman. Hal ini memungkinkan anak untuk bebas mengeksplorasi lingkungannya, sambil tetap merasa dapat kembali kepada figur kelekatan untuk mendapatkan dukungan. Pemahaman ini menunjukkan pentingnya peran pengasuh dalam pembentukan kelekatan.

Dalam kasus mom-shaming di media sosial, terdapat beberapa dampak dan resiko yang mungkin bisa terjadi, di antaranya:

  1. Pola kelekatan yang dibangun sejak dini sangat mempengaruhi perkembangan anak. Keyakinan positif tentang diri sendiri dan orang lain cenderung tumbuh pada anak-anak dengan pola kelekatan yang aman. Namun, masalah muncul saat orang tua harus menyeimbangkan pekerjaan mereka dan tanggung jawab mereka sebagai orang tua. Ketidakseimbangan ini dapat menghambat pembentukan pola kelekatan yang aman. Ini dapat mempengaruhi pembangunan kepercayaan positif anak dan kemampuan mereka untuk melihat dunia sekitar dengan percaya diri.
  2. Wanita karir yang merupakan seorang ibu muda sering menghadapi dilema antara kebutuhan finansial, kemajuan karier, dan kekhawatiran tentang pertumbuhan kelekatan anak. Hal ini dapat menyebabkan beberapa masalah, seperti mengalami tekanan psikologis dan emosional saat mencoba menyeimbangkan karier dan pengasuhan anak, mengalami stres karena kritik dan penghinaan dari orang tua di media sosial, dan merasa bersalah dan khawatir tentang bagaimana keputusan mereka akan memengaruhi pertumbuhan anak mereka.

Pada teori kelekatan sendiri terdapat empat gaya kelekatan yang mempengaruhi dinamika hubungan:

  1. Kelekatan Aman (Secure Attachment): Anak merasa aman dan nyaman menjelajahi lingkungan mereka ketika mereka tahu mereka dapat kembali ke figur kelekatan untuk mendapatkan dukungan. Di masa dewasa, mereka cenderung memiliki hubungan yang sehat dan stabil.
  2. Ketakutan Kedekatan (Anxious Attachment): Anak menunjukkan kecemasan yang berlebihan ketika mereka dipisahkan dari figur yang membuatnya takut. Mereka mungkin sangat tergantung pada orang lain, sulit untuk menjelajahi lingkungan, dan sering kali merasa tidak aman dalam hubungan.
  3. Kelekatan Menghindar (Avoidant Attachment): Anak cenderung menghindari atau menolak untuk terlibat dengan figur kelekatan secara emosional. Bahkan ketika mereka tertekan, mereka mungkin terlihat mandiri dan tidak menunjukkan banyak emosi.
  4. Kelekatan Bingung (Disorganized Attachment): Anak-anak menunjukkan perilaku yang tidak konsisten dan bingung terhadap figur kelekatan. Mereka mungkin menunjukkan ketakutan atau kebingungan ketika berinteraksi dengan figur kelekatan, sering kali sebagai respons terhadap trauma atau ketidakpastian.

Dari kasus mom-shaming dan pengasuhan anak oleh pihak ketiga, terdapat beberapa pembelajaran penting yang bisa kita petik untuk memastikan anak memiliki perkembangan kelekatan yang sehat. Pertama, orang tua yang bekerja dapat membangun kelekatan yang aman melalui interaksi berkualitas berupa family time. Dengan adanya interaksi berkualitas, dapat menumbuhkan figur kelekatan responsif yang dapat membantu anak mengembangkan rasa percaya diri, menurut teori kelekatan Bowlby. Kedua, sangat penting untuk memperhatikan komunikasi dan kerja sama yang kuat antara anak dan pengasuh, misalnya seperti berbagi informasi mengenai kebutuhan anak. Ketiga, meskipun anak-anak diasuh oleh pihak ketiga, mereka tentu masih membutuhkan figur kelekatan yang responsif dan konsisten dari orang tua dan pengasuh untuk membangun keyakinan positif dan kepercayaan diri. Terakhir, banyak orang yang saat ini tengah menghadapi kesulitan untuk menyeimbangkan karier dan tanggung jawab keluarga. Semua pihak yang terlibat dalam pengasuhan anak harus bekerja sama untuk memastikan kelekatan yang aman melalui komunikasi yang baik.

 

REFERENSI

Bowlby, J. (1982). Attachment and loss: Retrospect and prospect. American Journal of Orthopsychiatry, 52(4), 664–678. https://doi.org/10.1111/j.1939-0025.1982.tb01456.x

Nurceci, T. & Ramadansyah, A. (2024) Apa itu Mom Shaming? Kenali Lebih Jauh Perilaku Merusak Ibu Ini!. Viva.co.id. Diakses melalui https://www.viva.co.id/gaya-hidup/1759790-apa-itu-mom-shaming-kenali-lebih-jauh-perilaku-merusak-ibu-ini pada tanggal, 7 Desember pukul 20.00

Repsigama.psikologi (2022) Kelekatan Emosional Dalam Hubungan Manusia: Attachment Style. repsigama.psikilogi.ugm Diakses melalui https://repsigama.psikologi.ugm.ac.id/2022/05/11/kelekatan-emosional-dalam-hubungan-manusia-attachment-style/ pada tanggal, 7 Desember pukul 21.00

Sitoresmi, A. R. (2024). Mengenal Mom Shaming, Contoh, dan Dampaknya pada Kesehatan Ibu Baru. liputan6.com. Diakses melalui https://www.liputan6.com/hot/read/5634079/mengenal-mom-shaming-contoh-dan-dampaknya-pada-kesehatan-ibu-baru pada tanggal, 7 Desember pukul 22.00

 

Penulis: Abhidilla Zahra Ayus