The Power of Gratitude: Membangun Kesejahteraan Psikologis Melalui Rasa Terima Kasih
“Menerima kebaikan yang sudah Anda miliki dalam hidup adalah fondasi dari semua kesejahteraan”. Pernyataan dari Eckhart Tolle dalam buku fenomenalnya yang berjudul “The Power of Now” ini menggambarkan betapa pentingnya sikap bersyukur dalam menciptakan hidup yang seimbang dan penuh makna. Mungkin, kita masih belum mengetahui bagaimana penerapan rasa syukur yang dapat membawa kita kepada sebuah kesejahteraan. Sebelum ke pembahasan inti, kita perlu mengetahui apa itu rasa syukur dan seberapa penting rasa bersyukur itu. Menurut Emmons & McCullough (2003), rasa syukur merupakan emosi positif dan perasaan dihargai melalui kebaikan yang telah diterima, kebaikan ini bisa datang dari tindakan orang lain, pengalaman hidup, bahkan dari alam. Banyak hal di dunia yang patut kita syukuri, sebagaimana kita yang masih diberikan kesempatan untuk bernapas, mendapatkan rejeki yang berlimpah, punya keluarga serta teman yang baik, dan bahkan hal sesederhana diberi senyuman hangatpun dapat kita syukuri. Melalui rasa syukur, kita dapat memiliki pandangan yang lebih positif serta perspektif yang lebih luas tentang makna kehidupan (Listiyandini et al., 2017). Kadangkala, munculnya berbagai masalah dalam kehidupan sehari-hari membuat kita lupa tentang hal-hal kecil positif di sekitar kita yang justru menyebabkan kita menjadi kalut dalam emosi negatif yang dihasilkan. Maka, adanya rasa syukur ini dapat menjadikan kita sadar dan menghargai hal-hal kecil tersebut sekaligus membuat kita mampu untuk bangkit kembali.
Manfaat Rasa Syukur bagi Kesejahteraan Psikologis.
Kehadiran rasa syukur tentu amat berarti untuk kehidupan kita, salah satunya karena syukur dapat meningkatkan kesejahteraan psikologis. Hurlock mendefinisikan kesejahteraan psikologi sebagai kebutuhan yang dibutuhkan untuk dapat mencapai kebahagiaan. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Wood, Froh, dan Geraghty pada tahun 2010, di mana mereka mengumpulkan dan menyimpulkan berbagai studi mengenai rasa syukur dan kesejahteraan. Hasil menunjukkan bahwa rasa syukur berkontribusi pada kebahagiaan dan kepuasan terhadap kehidupan. Selain itu, rasa syukur dapat berfungsi sebagai alat yang efektif untuk mengurangi kecemasan dan stres. Rasa syukur mampu mengalihkan kita dari pikiran negatif dan fokus pada hal-hal yang lebih positif. Tentunya, hal ini dapat membantu untuk mengurangi perasaan tidak nyaman seperti cemas. Seperti contohnya, seorang pekerja mengalami kecemasan yang diakibatkan oleh tekanan beban di tempat ia bekerja. Lalu, ia mencoba untuk rutin mencatat hal kecil yang disyukuri sehari-hari. Hasilnya, pekerja tersebut merasa lebih tenang dan mampu untuk menghadapi tekanan tersebut dengan lebih baik. Di lain sisi, rasa syukur juga memiliki peran penting dalam meningkatkan hubungan sosial. Saat kita mengungkapkan rasa syukur kepada orang lain, hal ini mampu memperkuat ikatan interpersonal serta meningkatkan kualitas hubungan. Contohnya, mengucapkan terima kasih kepada teman yang sudah mendukung kita menunjukkan rasa syukur terhadap orang lain, hal ini memunculkan perasaan saling menghargai yang dapat memperdalam hubungan (Lyubomirsky, 2007). Dengan demikian, rasa syukur tidak hanya meningkatkan kesejahteraan individu saja, tetapi juga memperkuat hubungan sosial yang penting bagi kesehatan mental.
Cara Mengembangkan Rasa Syukur Dalam Kehidupan Sehari-hari.
Dengan besarnya manfaat yang ditawarkan ketika bersyukur, maka kita harus menumbuhkan rasa bersyukur khususnya untuk orang-orang yang masih merasa kesusahan dalam mencari hal yang dapat disyukuri. Seperti yang sudah dijelaskam sebelumnya, mencatat hal- hal yang kita syukuri atau dengan nama lain menulis jurnal syukur merupakan salah satu dari usaha untuk mengembangkan rasa syukur. Hal ini dapat dimulai dengan mencoba mencatat hal-hal positif yang kita rasakan, baik itu hal kecil maupun besar setiap minggunya. Seiring berjalannya waktu kegiatan tersebut akan memunculkan kebiasaan baik untuk menyadari hal-hal positif disekitar kita tanpa perlu berusaha dengan keras. Dalam penelitian Emmons dan McCllough (2003), menemukan bahwa orang yang menulis catatan mengenai hal-hal yang mereka syukuri setiap minggunya, maka mereka akan mengalami peningkatan emosi positif dan kepuasan hidup yang signifikan dibandingkan orang-orang yang tidak melakukannya. Selain itu, cara lainnya adalah dengan mengungkapkan rasa syukur kepada orang lain. Hal ini dapat dilakukan dengan mengucapkan terima kasih atau afirmasi positif lainnya. Sebagai contoh, ketika ada teman yang telah membantu kita dalam menyelesaikan permasalahan maka kita perlu mengatakan terima kasih dan memberikan pujian atas kontribusinya. Tindakan ini tidak hanya memperkuat hubungan interpersonal, tetapi juga menciptakan suasana positif yang mampu meningkatkan kebahagiaan bagi kedua belah pihak (Algoe, 2012). Cara yang terakhir adalah dengan meditasi dan refleksi. Cara ini mampu menjadi alat yang kuat untuk membangun rasa syukur. Meditasi sederhana dengan duduk tenang sambil merenungkan hal-hal yang kita syukuri dapat membantu menenangkan pikiran kita dan meningkatkan kesadaran mengenai hal-hal positif yang ada di hidup kita. Refleksi juga menjadi komponen yang penting dalam meditasi untuk menginternalisasikan pengalaman positif dan mengembangkan perspektif yang lebih luas dan kuat (Kabat-zinn,1990).
Kesimpulannya, rasa syukur merupakan elemen fundamental yang mampu meningkatkan kesejahteraan psikologis dan kualitas hidup individu secara keseluruhan. Dengan mengintegrasikan rasa syukur ke dalam kehidupan kita sehari-hari, maka akan tercipta pandangan yang lebih optimis tentang kehidupan kita. Oleh karena itu, mari kita mulai mempraktikan rasa syukur dalam rutinitas sehari-hari kita! Dimulai dengan mencoba mencatat hal-hal yang kita syukuri hingga merenungkan kebaikan dalam hidup kita. Sebagai penutup dalam pembahasan ini, mari kita coba luangkan waktu sejenak untuk merenungkan hal-hal yang patut kita syukuri dalam hidup kita, sesederhana apapun itu. Setiap momen positif, dukungan dari orang-orang disekitar kita khususnya yang terkasih, serta pengalaman-pengalaman berharga yang kita alami merupakan sumber kebahagiaan yang sudah seharusnya kita hargai. Dengan itu, kita juga dapat menciptakan lingkungan yang lebih positif baik untuk diri sendiri ataupun orang-orang di sekitar kita. Semoga pada akhirnya kita dapat menemukan kekuatan dari rasa syukur dan menjadikannya sebagai fondasi yang kuat untuk kehidupan yang lebih baik.
Referensi
Aisyah, A., & Chisol, R. (2018). RASA SYUKUR KAITANNYA DENGAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PADA GURU HONORER SEKOLAH DASAR (Vol. 13, Issue 2).
Algoe, S. B. (2012). Find, Remind, and Bind: The Functions of Gratitude in Everyday Relationships. Social and Personality Psychology Compass, 6(6), 455-469
Emmons, R. A., & McCullough, M. E. (2003). Counting blessings versus burdens: An experimental investigation of gratitude and subjective well-being in daily life. Journal of Personality and Social Psychology, 84(2), 377-389
Kabat-Zinn, J. (1990). Full Catastrophe Living: Using the Wisdom of Your Body and Mind to Face Stress, Pain, and Illness. Delacorte Press.
Listiyandini, R. A., Nathania, A., Syahniar, D., Sonia, L., & Nadya, R. (2017). MENGUKUR RASA SYUKUR: PENGEMBANGAN MODEL AWAL SKALA BERSYUKUR VERSI INDONESIA. Jurnal Psikologi Ulayat, 2(2), 473.
Ping Bilong, D., Hutasuhut, I. J., Abu Bakar, M. A., & Wardhani, N. (2021). Gratitude and Its Relationship with Students’ Psychological Well-Being and Happiness. Malaysian Journal of Social Sciences and Humanities (MJSSH), 6(11), 236–244.